Langsung ke konten utama

Museum Ullen Sentalu

 - Ullen Sentalu


Adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).

Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan, baik untuk acara formal maupun untuk keseharian.

Nama Ullen Sentalu merupakan akronim dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala lampu blencong sebagai petunjuk bagi umat manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Falsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta.


Koleksi Unggulan Museum Ullen Sentalu : 

1. Lukisan Jumenengan, lukisan ini menggambarkan prosesi tarian sakral Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu tari Bedhaya yang ditampilkan setahun sekali dalam rangka memperingati penobatan sultan.

2. Lukisan Busana Paes Ageng, lukisan ini menunjukkan detail busana pernikahan seorang wanita lengkap dengan tata rias Paes Ageng.

3. Batik bermotif Urang Wetan, kain ini pernah dikenakan oleh permaisuri KGPAA Paku Alam X yang bernama GBRAAy Retno Puwasa.




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Batik Giriloyo

 - Batik Giriloyo Batik tulis menjadi bagian busana resmi kerajaan Mataram sejak awal berdiri. Di kota Jogja Anda dapat berburu kain batik tulis asli, batik khas kraton yang penuh wibawa. Salah satu yang dapat menjadi jujungan adalah kampung batik Giriloyo, sentra pengrajin batik tulis di Jogjakarta yang dapat dikatakan termasuk yang paling tua. Giriloyo berada tepat di kaki bukit dibawah makam raja-raja Mataram di Imogiri. Sebagian besar penduduk laki-laki berkerja sebagai abdi dalem kraton sementara ibu-ibu menjadi pengrajin batik. proses membatik:  Membatik terdiri dari beberapa tahap yang lumayan rumit. Tahap-tahap tersebut antara lain sebagai berikut:  1. Penggemplongan Kain mori dicuci untuk menghilangkan kanji. Dilanjutkan penggemplongan, yaitu kain mori di palu untuk menghaluskan lapisan kain. 2. Nyorek (Mola) Membuat pola di atas kain dengn meniru pola yang sudah ada. 3. Membatik Menorehkan malam ke kain mori menggunakan canting mulai dari nglowong (menggambar bagian tepi) dan

Malioboro

 - Malioboro  Malioboro sudah tidak asing di kuping kita lagi bukan? ya, malioboro adalah salah satu jalan yang cukup populer di Yogyakarta. Disana terdapat banyak makanan khas Yogyakarta dan pakaian-pakaian lain nya. Jalan Malioboro Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke persimpangan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Secara keseluruhan, kawasan Malioboro terdiri atas Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan Margo Mulyo. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta. mari kita jelajahi tempat wisata dekat Malioboro berikut ini 1. Pasar Beringharjo 2. Masjid Siti Djirzanah 3. Hamzah Batik 4. Benteng Vredeburg 5. Taman Pintar 6. Km Nol Jogja 7. Museum Sonobudoyo 8. Alun-Alun Utara 9. Museum Kereta 10. Keraton Yogyakarta Updatean terbaru Malioboro Yogyakarta 2023

Gembira Loka Kebun Binatang

- Gembira Loka Gembira Loka adalah kebun binatang yang berada di Kota Yogyakarta. Berisi berbagai macam spesies dari belahan dunia, seperti orang utan, gajah asia, simpanse, harimau, dan lain sebagainya.  Kebun Binatang Gembira Loka menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan Yogyakarta. Gembira Loka Zoo sempat rusak parah akibat gempa bumi Yogyakarta tahun 2006. Tetapi, setelah direnovasi Kebun Binatang Gembira Loka tetap dicari para wisatawan. Sejarah : Secara harfiah, Gembira Loka berarti tempat bahagia. Syahdan, hampir setengah abad yang lalu Sri Sultan Hamengkubuwana IX mewujudkan keinginan pendahulunya untuk mengembangkan ‘Bonraja’ tempat memelihara satwa kelangenan raja menjadi suatu kebun binatang publik.  Maka didirikanlah Gembira Loka di atas lahan seluas 22 hektare yang separuhnya berupa hutan lindung. Disitu terdapat lebih dari 100 spesies satwa di antaranya 61 spesies flora.